Beritainfo aktivitas

Kunjungan 13 Kepala Bappeda Ke Banyuwangi, Wagub Papua Barat; Penting Sharing Perencanaan Mengoptimalkan Pembangunan Otsus

Bagikan ke :

Infobappedalitbang Fakfak, Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani, SH, M.Si melakukan kunjungan kerja ke Banyuwangi, Jawa Timur kemarin, pada (12/5/19), diterima langsung oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Pendopo Banyuwangi bersama dengan beberapa pejabat birokrasi Banyuwangi.

Kujungan dengan membawa rombongan 13 Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) kabupaten/kota Se-Papua Barat, sebagai bentuk kunjungan belajar dan sharing perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dari Banyuwangi yang kemungkinan dapat diimplementasikan di Provinsi Papua Barat.

Dalam konfirmasi dengan Sekretaris Bappeda & Litbang Fakfak. Eksan Musaad, SE, M.Si yang hadir bersama rombongan mewakili Kepala Bappeda & Litbang Fakfak mengenai kegiatan ini. Dikatakan, kalau kunjungan ini sudah dipersiapkan matang oleh Bappeda Provinsi Papua Barat. Hal yang paling penting dari agenda ini, berangkat dari kebutuhan pengelolaan pembangunan, dimana Pemkab Banyuwangi cukup berhasil dalam mengelola perencanaan pembangunan. Akhirnya, Papua Barat kemari untuk mempelajari banyak hal di Banyuwangi.

Saat konfirmasi, Sekretaris menyampaikan harapan dari Wagub Papua Barat yang ingin mempelajari lebih jauh masalah seluruh proses pembangunan, mulai perencanaan hingga pengawasan. Apalagi, Papua mendapatkan dana otonomi khusus, sehingga pihaknya ingin mengoptimalkan Otsus untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Papua Barat.

Menurut Sekretaris, hal yang menarik dari kunjungan ini, adalah pemanfaatan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Perencanaan, Penganggaran dan Pelaporan atau di sebut dengan SIMRAL. “Di sini, kemajuan pembangunan serta best practic di bidang perencanaan penganggaran serta tata kelola pemerintahan berkaitan dengan pelayanan publik dan reformasi birokrasi telah terlayani dalam sebuah system yang berbobot dan dapat diketahui oleh public”.

Beberapa terobosan inovasi yang telah di capai oleh Pemkab Banyuwangi cukup banyak. Pertama, Di bidang  perencanaan penganggaran dan evaluasi pembangunan telah berbasis digitalisasi melalui sistim aplikasi SIMRAL  ini. Kedua, Kemampuan dalam mengintegrasikan seluruh pelayanan publik melalui 199 perijinan dan non perijinan yang telah tersistematis melalui sistim aplikasi yang diberinama Mall pelayanan. Tentu, aplikasi tersebut memudahkan masyarakat dalam memperoleh akses secara langsung melalui sistim yang ada dan telah terintegrasi  sampai ke beberapa desa yang manjadi pilot project. Ketiga, berhasil dalam terobosan bidang pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial melalui sejumlah aplikasi. Juga di bidang ekonomi masyarakat, seperti kemudahan akses pemasaran dan permodalan. Keempat, mengembalikan citra serta image Kota Banyuwangi sebagai “kota Santet” dengan melakukan terobosan di bidang Pariwisata  sebagai leading sector  sehingga pertambahan sektor ini menjadi signifikan dan Kelima, merumuskan kebijakan yng berpihak pada masyarakat lokal dengan membatasi ijin pembangunan mall maupun supermarket  sehingga ekonomi lokal dapat tumbuh. Hasilnya, adalah penurunan kemiskinan secara drastis dan peningkatan pendapatan dan daya beli meningkat.

Dari berbagai terobosan serta inovasi ini, Akhirnya Banyuwangi menyabet berbagai pengharagaan dalam negeri maupun luar. Antara lain sebagai Kabupaten satu satunya yang memperoleh predikat A (SAKIP), juara Pangripta 3 kali, Kabupaten dengan pelayanan publik terbaik di Indonesia bahkan di Asia. Demikian pula sebagai Kabupaten dengan tingkat kenyamanan berwisata tertinggi
di Indonesia.

Dari pengalaman mengelola  pembangunan di Kabupaten Banyuwangi menurut Bupati Banyuwangi saat sharing berlangsung. Kuncinya adalah good will atau komitmen yang kuat dari seluruh jajaran Pemda, adanya kesadaran dan partisipasi masyarakat. Penegakan hukum yang di dukung oleh regulasi yang jelas dan tegas. Dukungan Sumber daya manusia yang berkualitas dengan rekruitmen dan penempatan ASN sejalan dengan prinsip direct man on direct please bukan direct man on the wrong place, ungkap oleh Sekretaris. (Em).


Bagikan ke :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *