Beritainfo perencanaan

Paradigma “THIS” Solusi Keterpaduan Perencanaan Pembangunan di Daerah

Bagikan ke :

Pj. Sekda Fakfak, Drs. Ali Baham Temongmere, MTP

BAPPEDA & LITBANG (26/04/19) Sejak tahun 2016 lalu, pemerintah telah menerapkan pola kebijakan baru pengalokasian anggaran yang tidak lagi menerapkan prinsip money follow function, namun menggunakan prinsip money follow priority programme. Ini bertujuan agar proses perencanaan lebih holistik (menyeluruh), tematik (terfokus), dan terintegrasi (terpadu) serta spasial (ruang/lokasi sudah harus jelas).

Menurut Kepala Bappeda & Litbang Fakfak, Drs. Ali Baham Temongmere, MTP  yang saat ini menjabat Sekda Fakfak, menyatakan prinsip  ini sudah sangat tepat dalam mengantar program dan kegiatan yang langsung dirasakan oleh masyarakat.

Dikatakan, “kalau dulu prinsip money follow function dimaksud pendekatan kebutuhan anggaran mengikuti fungsi organisasi, Namun dalam perkembangan saat ini sangat tidak efektif, sehingga dengan pendekatan yang baru ini yakni money follow programme, secara otomatis program dan kegiatan strategis yang memang menjadi prioritas, yang seharusnya mendapatkan anggaran. Tentu mekanisme penganggaran akan lebih fokus pada program atau kegiatan yang terkait langsung dengan pelayanan publik. Dengan begitu, bisa langsung memberikan dampak kepada masyarakat dalam menjawab kebutuhannya.

Lebih jelas, agar dipahami benar sesuai dengan pendekatan baru ini, Pj. Sekda menjelaskan, pencapaian sasaran agenda prioritas program dan kegiatan yang berjalan dengan efektif dan efisien dalam rencana kerja pemerintah (RKP) tahun 2019 ini, akan dipertegas terkait dengan pendekatan yang disebut dengan THIS (tematik, holistik, integrasi dan spasial).

Pendekatan Tematik-Holistik

“Pendekatan Tematik sangat berhubungan dengan tema atau dalam suatu isue dikatakan dengan pokok permasalahan”. Hal ini, diartikan sebagai suatu sistem yang menyatukan unsur-unsur yang dikaitkan/terpusat pada satu pokok permasalahan/tema, sehingga terjadi keterpaduan antara satu dengan yang lain. Jika dihubungkan dengan program dan kegiatan, pendekatan Tematik ini, harus berangkat dari sebuah issue sentral dan harus fokus untuk diintervensi dengan program dan kegiatan sehingga menjawab penyelesaian terhadap suatu permasalahan yang terjadi.

Holistik merupakan cara pandang yang menyatakan bahwa keseluruhan sebagai satu kesatuan lebih penting daripada bagian-bagiannya. Holistik menekankan pentingnya keseluruhan dan saling keterkaitan dari bagian-bagiannya sehingga menjadi sebuah penyelesaian yang dilakukan secara menyeluruh terhadap seluruh bagian tanpa ada yang terlewatkan. Jadi kalau digabungkan antara Holistik–Tematik maka akan menjadi pendekatan yang menekankan pada pentingnya keseluruhan dengan terdapat kaitan antara bagian-bagian untuk mencapai suatu tujuan utama. Jadi, pendekatan ini mengutamakan kegiatan-kegiatan yang mendukung prioritas, identifikasi terhadap program-program dan kegiatan sampai koordinasi multi sektor yang bertujuan untuk mencapai sasaran prioritas daerah.

Pendekatan Integratif

Pendekatan integratif sebagai penyatuan berbagai aspek ke dalam satu keutuhan yang terpadu atau dapat diartikan sebagai pendekatan yang menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses. Hal ini bila dihubungkan dengan perencanaan pembangunan, maka pendekatan integratif lebih mengarah pada kegiatan mengidentifikasi agar output dari kegiatan prioritas yang terdapat pada organisasi perangkat daerah (OPD) dapat saling terintegrasi dengan kegiatan prioritas yang ada pada OPD lainnya, mendukung satu kebijakan prioritas.

Pendekatan Spasial

Pendekataan ini berkenaan dengan ruang atau tempat. Pertimbangan dimensi ruang (spasial) dan daerah dalam administrasi pembangunan sudah harus jelas.  Memastikan lokus dari suatu kegiatan prioritas yang terdapat pada beberapa OPD untuk diintegrasikan. Selanjutnya akan diselaraskan dengan usulan program dan kegiatan.

Jadi, perencanaan pembangunan dengan pendekatan-pendekatan ini, diharapkan mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi sasaran agenda prioritas pembangunan baik nasional maupun daerah.

Paradigma THIS ini (Tematik, holistik, integrasi dan spasial) menitikberatkan pada keselurahan sebagai satu kesatuan dan saling keterkaitan satu sama lain untuk memecahkan satu pokok permasalahan dalam pembangunan di daerah. Holistik tematik tersebut di dukung paradigma spasial yang menitikberatkan pada pendekatan pembangunan berdasarkan daya dukung ruang. Sedangkan integratif adalah mengaitkan dan menghubung program pembangunan untuk tujuan pembangunan itu sendiri. (wa).


Bagikan ke :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *